Bagi kebanyakan orang traveling seorang diri
mungkin sesuatu yang diluar kebiasaan orang pada umumnya. Tetapi jika dilihat
lebih seksama Solo Traveling mempunyai beberapa kelebihan yang tidak bisa
ditemukan ketika berlibur bersama orang lain. Yang paling signifikan adalah
kita bisa pergi kemana saja yang kita mau dan selama apapun yang kita mau tanpa
merasa tidak enak hati kepada yang lain. Dengan berbekal sebuah tas ransel,
visa, paspor dan sejumlah uang di dompet berangkatlah saya menuju salah satu
tempat yang jadi bagian dari negeri jiran Malaysia, Kuala Lumpur.
Sebagai destinasi tempat wisata Kuala Lumpur
memang terlihat sangat memanjakan pengunjung. Salah satu kota paling modern di
Malaysia ini sangat memudahkan siapapun yang berkunjung terutama wisatawan
asing dalam hal transportasi. Fasilitas transportasi publik yang ada di Kuala
Lumpur juga sangat memadai dan nyaman dengan harga yang sangat terjangkau. Saya
turun di airport LCCT siang itu dan melanjutkan perjalanan menuju jantung kota
daerah Bukit Bintang tempat saya menginap dengan menggunakan fast train yang
bersih dan nyaman. Sesampainya di hotel kemudian beristirahat sejenak dan
mandi, saya kemudian keluar untuk mencari makan malam sekaligus melihat kota di
waktu malam. Pilihan saya jatuh kepada salah satu shopping mall yang bisa di
akses dengan berjalan kaki dari hotel, uniknya tempat ini adalah adanya air
mancur dengan lampu-lampu gemerlap yang sangat memanjakan mata, di
tengah-tengah area tempat orang ramai berlalu lalang. Banyak orang berbeda
kewarganegaraan berkumpul di tempat ini dan sepertinya tempat ini tidak pernah
mati, walaupun shopping mall tutup jam 10 malam namun kafe-kafe di sekitar area
mall masih buka sampai larut dan selalu dipenuhi pengunjung.
Kemegahan Patung Budha Raksasa dan Sensasi Melawan
272 anak tangga di Batu Caves
Jika ingin
melihat suasana yang lebih sederhana, jauh dari hiruk pikuk khas kota besar dan
gedung-gedung pencakar langit, tempat ini bisa menjadi alternatif. Batu caves
terletak di daerah Selangor, untuk mencapai tempat ini bisa ditempuh dengan
beberapa alternatif, bisa dengan bus, taxi atau kereta. Pilihan yang paling
sederhana versi saya adalah dengan kereta, hanya dengan membayar 1 Ringgit saya
sudah bisa tiba di Batu Caves dari KL sentral, sangat murah dan mudah. Masuk
gerbang pertama pemandangan patung hijau besar sudah menyambut saya, dengan
latar belakang dinding dari batu yang sangat tinggi dan beberapa pepohonan di
atasnya. Sembari berjalan menuju pusat keramaian terlihat di sisi jalan
berbagai pernak-pernik khas malaysia, beberapa penjaja makanan dan minuman yang
mayoritas dijual oleh kaum hindi. Saya sempat berhenti sejenak ketika tiba-tiba
sekerumunan burung merpati yang jumlahnya ratusan terbang rendah tepat di depan
saya, seakan-akan bermain dengan para pengunjung yang datang dan menyambut
mereka. Salah satu daya tarik batu caves adalah patung budha berwarna keemasan
yang sangat tinggi, banyak orang berhenti di depannya untuk mengabadikan gambar
bersama patung budha raksasa ini.
Tetapi
tantangan sebenarnya tidak lain adalah harus menaklukkan 272 anak tangga menuju
puncak, pintu masuk gua menuju kuil utama. Sepanjang perjalanan menaiki tangga
juga harus ekstra waspada terhadap monyet-monyet yang tersebar di sepanjang
tangga, karena monyet-monyet disini cukup agresif jika lengah sedikit bisa jadi
barang berharga raib dibawa ke puncak pohon atau bukit. Setibanya di ujung
tangga pemandangan gua besar dan kelelawar berterbangan menyambut saya,
melangkahkan kaki ke dalam gua dari kejauhan sudah terlihat kuil dan beberapa
pria berpakaian khas sedang membakar dupa dan beribadah. Nuansa spiritual
langsung terasa ketika berada di tempat ini. Batu caves sangat layak untuk
dikunjungi, belum lagi tidak ada retribusi apapun untuk masuk ke dalam tempat
ini.
Bermain bersama Hiu, Pari Raksasa dan Penyu
Raksasa di Aquaria KLCC
Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika
mendengar kata hiu? Ikan berukuran besar dengan gigi runcing dan sirip khas
yang biasanya di dalam film hampir selalu identik dengan hewan pemangsa dan
punya naluri pembunuh. Hal ini juga sempat terlintas dalam pikiran saya, namun
ketika melihat dengan mata kepala saya sendiri di Aquaria KLCC hiu ini sama
layaknya seperti ikan-ikan yang lain, berenang kesana kemari tanpa adanya
adegan mangsa-memangsa. Di aquarium dengan panjang 50 meter ini saya hanya
terpana melihat ikan-ikan berbagai jenis beraneka warna wira-wiri di hadapan
saya, hanya dipisahkan dinding aquarium. Yang menarik perhatian saya selain hiu
adalah ikan pari yang ditangkap di laut lepas Thailand dan didatangkan langsung
ke tempat ini, mata akan tertuju langsung kepada spesies satu ini karena lebarnya
yang luar biasa, seperti karpet yang bisa berenang. Belum lagi 2 ekor penyu
raksasa dengan panjang seperti saya makin membuat saya terkagum-kagum dengan
tempat ini. Kebetulan ketika saya berkunjung ke aquaria KLCC bertepatan dengan
jadwal memberi makan, saya bisa menyaksikan langsung 2 orang penyelam
professional masuk dengan ember besar berisi ikan kecil, udang, sayuran ke
dasar aquarium. Spontan semua spesies ikan yang ada di aquarium langsung
mengerubungi mereka, sepertinya mereka sudah tahu betul kalau ini adalah
waktunya makan, pemandangan yang sangat langka.
Aquaria KLCC juga sangat mudah diakses karena
lokasinya yang terdapat di pusat kota, cukup ditempuh dengan berjalan kaki dari
area perbelanjaan KLCC yang dihubungkan dengan tunnel, terowongan bawah tanah
yang bisa ditempuh hanya dalam waktu kurang dari 10 menit. Setelah puas melihat
kehidupan dalam air, saya lanjutkan dengan wisata kuliner khas negeri jiran
(nasi lemak) sembari menikmati kerlap-kerlip twin tower, menara kembar petronas
di malam hari.
Jadi bagi Anda yang berencana liburan, tetapi
masih bingung mau mengajak siapa. Jangan khawatir, solo traveling juga tidak
kalah menariknya. Jadi tunggu apa lagi, happy traveling.
No comments:
Post a Comment