Mungkin nama
Monaco masih sedikit asing, namun bagi para penggemar F1 Monaco sudah tidak
asing lagi karena salah satu sirkuit F1 yang sering digunakan untuk perlombaan
skala dunia ada disini. Namun jika anda pecinta film animasi sekual ketiga
Madagascar mengambil salah satu tempat setting film di negara ini, di salah
satu district yang paling populer, Monte-Carlo
Monaco adalah
sebuah negara-kota dan negara terkecil kedua di dunia, setelah Vatikan, yang
terletak di antara Laut Mediterania dan Perancis di sepanjang Pantai Biru (Côte
d'Azur). Monako juga adalah negara dengan kepadatan penduduk terbesar kedua di
dunia. Ada persamaan paling mencolok antara Monaco dan Indonesia yaitu bendera
negara dengan merah di bagian atas dan putih di bagian bawah, ini yang membuat
ketika melihat gedung yang memajang bendera merah putih, seolah-olah sedang
berada di negara sendiri.
Perjalanan ke
Monaco dari Indonesia cukup panjang, Rute yang saya ambil 2,5 jam dari
Balikpapan menuju Singapore, dilanjutkan 14 jam perjalanan Singapore ke Paris
dan 1,5 jam perjalanan Paris ke Nice. Dari nice bisa dilanjutkan dengan
menggunakan bus No.110 dari airport langsung ke Monaco atau dengan menggunakan
kereta.
Pesona pusat kota Monaco, dibentengi bukit tinggi dan
lautan
Ketika sampai
di Monaco dan keluar dari stasiun, pemandangan yang pertama kali ditangkap mata
adalah kontur kota yang tidak rata, layaknya jalan menuju puncak gunung. Jalan
berukuran kecil dan melingkar dengan pemandangan laut di depan mata dengan
banyaknya kapal pesiar terlihat dan juga gedung-gedung tinggi di atas bukit
menjadikan Monaco memiliki daya tarik tersendiri.
Wisatawan yang
berkunjung juga dimudahkan dengan fasilitas transportasi dalam kota karena bus
sudah menjangkau seluruh pelosok kota dan apabila tidak mau repot ada fasilitas
hop on hop off bus yang mengajak berkeliling ke 12 tempat wisata. Satu lagi
yang menarik adalah hampir semua warga bisa berbahasa inggris, terutama yang
berada di toko atau restaurant karena memang Monaco termasuk daerah tujuan
wisata bagi pelancong seluruh dunia.
Menikmati koleksi mobil antik bersejarah di Collection de
Voitures anciennes, Fontvielle
Saya berjalan
kaki menuju pemberhentian pertama saya yaitu Collection de Voitures anciennes.
Setelah membayar retribusi masuk sebesar 6 Euro pintu museum terbuka dan kesan
pertama kali ketika masuk adalah kagum, melihat ruangan berukuran besar dan
koleksi mobil-mobil antik dari berbagai zaman yang dipajang.
Di Collection
de Voitures anciennes kita bisa melihat mobil-mobil yang biasanya terlihat di
film-film setting tempo dulu dimana bentuknya masih panjang dan besar dengan
roda yang tinggi, bahkan mobil sebelum tahun 1900 juga tersedia disini dengan
jumlah kendaraan hampir 100 buah mobil yang 6 diantaranya adalah milik Prince
of Monaco.
Yang menarik
dari tempat ini adalah kebersihan sangat terjaga dan kondisi mobil juga masih
sangat bagus, mengkilap seperti baru, tentu saja ada rantai pembatas yang tidak
mengijinkan pengunjung untuk masuk dan menyentuh mobil-mobil tersebut. Mobil
dari yang memiliki silinder 1 sampai silinder 12 tersedia disini dan yang
menarik mata saya adalah ada satu sepeda motor pertama di eropa yang bentuknya
seperdi sepeda ontel yang dikasih mesin kecil, sangat unik. Menjadikan
Collection de Voitures anciennes adalah tempat yang wajib dikunjungi ketika
berada di Monaco.
Keunikan Port de Fontvieille dan Stadion Bola terbesar di
Monaco Stade Louis II
Setelah puas
menikmati Collection de Voitures anciennes, tepat di pintu keluar akan terlihat
kapal-kapal berukuran sedang sampai besar berada di laut di depan mata di
sebuah pelabuhan bernama Port de Fontvieille. Langit biru dan air jernih
berwarna biru menjadikan pelabuhan ini sangat indah dipandang.
Berjalan kaki
selama 5 menit maka pemandangan salah satu stadion olahraga paling megah di
dunia, Stade Louis II. Tempat ini sering dijadikan
arena untuk even-event olahraga bertaraf dunia. Di dalam stadium sendiri
terdapat lapangan sepakbola, track untuk olahraga atletik, sports hall sampai
kolam renang ukuran olimpiade juga tersedia. Yang unik dari sisi arsitektur
gedung adalah tiang yang menyerupai sisir berukuran raksasa dengan ornamen
bendera-bendera beberapa negara.
Pesona pesisir pantai Côte d'Azur yang terbentang luas
Setelah puas
mengunjungi Stade Louis II dan
Collection de Voitures anciennes, tidak lengkap rasanya jika tidak
mengunjungi pesisir pantai Côte d'Azur. Cukup 10 menit waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai pesisir pantai dengan menggunakan Public Bus No.8. Jalur pejalan
kaki telah dibangun dengan sedemikian rupa di sepanjang pesisir pantai, dan
yang menarik adalah ada satu jalur pejalan kaki seperti halnya Wall of Fame di
Amerika namun kali adalah pahlawan-pahlawan olahraga yang mayoritas pemain bola
seperti Beckham, Zidane, Del Piero dan banyak lagi. Sebuah plate berupa cetakan kaki dan atau tangan
pemain beserta nama dan tanda tangan mereka menempel di lantai jalur pejalan
kaki. Hal ini membuat walking pavement ini sangat ramai
dikunjungi wisatawan.
No comments:
Post a Comment